Ketika Allah Mampukan Hambanya untuk Memenuhi Panggilan-Nya
"Wanita Pendosa yang jauh dari kata Sholehah tiba tiba mendapatkan panggilan ke Tanah Suci".
Saya, Shafaa Adelitza Nuraini. Usia saya baru menginjak 24 tahun di tahun 2025 ini. Saya ingin berbagi pengalaman luar biasa: bagaimana seorang wanita penuh dosa, yang jauh dari kata sholehah, justru mendapat panggilan menuju Baitullah.
Jujur, saya sendiri tidak pernah membayangkan akan berangkat umroh secepat ini. Dalam pikiran saya, umroh hanyalah untuk orang-orang sholeh atau orang-orang kaya. Sementara saya? Saya terlalu banyak dosa. Saya pernah meninggalkan sholat, bermaksiat dan lalai menjaga diri. Hidup saya penuh maksiat, hanya berputar pada urusan cinta, karena saya haus kasih sayang. Saya terlalu sibuk mengejar cinta manusia, sampai melupakan cinta Allah.
Hingga akhirnya Allah memberi saya musibah yang begitu berat. Saya ditipu oleh orang yang saya cintai. Kartu identitas saya dipinjam untuk pinjaman daring, dan dia tidak mau bertanggung jawab. Hutang puluhan juta rupiah harus saya tanggung sendiri. Saat itu saya merasa hidup saya hancur. Tidak ada jalan keluar, tidak ada yang bisa saya harapkan selain Allah.
Dari titik itulah saya mulai kembali. Saya berusaha memperbaiki sholat, walau masih sering bolong. Saya belajar berpuasa sunnah Senin-Kamis. Saya mencoba pasrah. Saya hanya bisa berkata dalam hati: “Ya Allah, aku sudah tidak kuat. Aku serahkan semuanya pada-Mu.”
Hingga suatu ketika, tanpa sadar saya mengucapkan doa kecil sambil mencuci piring di dapur:
“Ya Allah, aku ingin umroh. Kapan ya aku bisa ke rumah-Mu?”
Saya tak pernah menyangka, doa sederhana itu begitu cepat Allah kabulkan.
Malam takbir Idul Fitri tahun 2025, Om saya tiba-tiba berkata:
“Segera buat paspor, kamu akan berangkat umroh.”
Saya terdiam. Air mata jatuh tanpa bisa ditahan. Hati saya gemetar. Siapa saya ini? Wanita yang penuh dosa, jauh dari kata sholehah. Tapi justru Allah memilih saya untuk menjadi tamu-Nya.
Agustus 2025, kabar keberangkatan itu benar-benar nyata. Saya, mbah, dan adik sepupu saya resmi terdaftar berangkat umroh.
Dulu saya kira, yang dimaksud “mampu” dalam syarat umroh adalah kaya. Ternyata salah. “Mampu” yang Allah maksud bukan banyaknya harta, tapi kesiapan hati. Jika Allah sudah berkehendak, Dia akan memampukan siapa saja, meski masa lalunya kelam.
Pesan saya:
"Jangan takut datang ke Baitullah hanya karena merasa diri penuh dosa. Bisa jadi, justru panggilan itu adalah jalan hidayah dari Allah agar kita lebih dekat dengan-Nya".
---
Masyaallah tabarakallah, sangat menginspirasi banyak pemuda pemudi yang ingin umroh, semoga segalanya terwujud aamiin ya Allah
BalasHapusAamiin ya rabbal alamin
HapusMasyaAllah tabarakallah sekali, sangat hebat. Di usia yang masih sangat muda sudah melaksanakan umroh semoga selalu sehat dan bisnis yang dijalani lancar aamiin 🙏🏻🥹
BalasHapusAamiin
Hapus